Rabu, 20 April 2011

TEORI BELAJAR


TEORI-TEORI BELAJAR

Thorndike dan Skinner (absorption theory)

  • pada hakekatnya adalah pandangan behavioristik
  • peserta didik dianggap sebagai kertas putih atau gelas kosong
  • kekuatan hubungan stimulus – respon (perlu latihan, tugas rumah, PR, tugas menulis, pertanyaan sebagai bentuk stimulus, agar mendapat respon dari siswa)
  • fungsi S-R untuk memperkuat konsep (concept reinforcment)
  • aliran behavioristik tidak mampu menumbuhkembangkan siswa dalam konteks sosial budaya yang beragam, kurang mampu: berpikir kreatif, mengambil keputusan, kolaborasi/kooperative, pemecahan masalah, pengelolaan diri.

 

Jean Piaget (Teori Perkembangan Kognitif)

  • merupakan teori konflik sosiokognitif yang berkembang menjadi aliran konstrukstivistik
  • kemauan belajar anak banyak ditentukan oleh karsa individu
  • keaktifan siswa merupakan faktor dominan keberhasilan belajar
  • kemandirian merupakan jaminan ketercapaian hasil belajar yang optimal
  • penataan lingkungan bukan penentu terjadinya belajar, tetapi mempermudah belajar
  • bisa berakibat kontraproduktif, budaya individualistik dan sokratik (self-generated knowledge – individualistic pursuit of truth), unggulan budaya barat
  • teori psikogenesis: pengetahuan berasal dari individu, posisi siswa terpisah dengan interaksi sosial, penciptaan makna / pengetahuan akibat kematangan biologis, primer (individu) – sekunder (sosial).
  • Mengutamakan interaksi dalam kelompok sebaya, bukan yang lebih dewasa
  • Klasifikasi perkembangan kognitif: sensory motor, pra operasional, operasional konkrit, dan operasional formal.
  • Asumsi: konsep tersusun dalam jaringan laba-laba yang disebut skemata, konsep terkait akan terhubung: perlunya mengkaitkan pengetahuan baru dengan yang sudah ada, pengetahuan prasyarat memudahkan siswa memahami konsep.
  • Perubahan struktur kognitif melalui adaptasi yang berimbang (equlibrasi): dengan proses asimilasi dan akomodasi

 

Lev Vygotsky
(Teori Konstruktivisme Sosial)


  • teori sosiogenesis: primer (kesadaran sosial) – skunder (individu)
  • tataran pertumbuhan kemampuan: sosial (interpsikologis, intermental) – spikologis (intrapsikologis, intramental)
  • pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif: faktor primer intermental, faktor skunder (diturunkan/derivatif) intramental terbentuk melalui internalisasi / penguasaan proses sosial
  • Siswa berpartisipasi dalam kegiatan sosial tanpa makna, internalisasi / pengendapan, pemaknaan / konstruksi pengetahuan baru, transformatif (menyebabkan perubahan, tidak sekedar transfer)
  • Tingkat perkembangan kemampuan: aktual (mandiri) dan potensial (dibimbing, kolaborasi sebaya) – jarak: zona perkembangan proksimal)
  • Perlunya contoh, demontrasi, prakteks dari orang yang lebih dewasa
  • Proses konstruksi: konstruksi bersama, dengan bantuan yang diistilahkan dengan scaffolding (contoh petunjuk, pedoman, bagan/gambar, prosedur, balikan)
  • Melandasi pembelajaran: kolaboratif/kooperative, pbl, kontekstual, autentik

 

Jerome Bruner (perkembangan mental, kebermaknaan)

  • enactive (manipulasi obyek langsung)
  • iconic (representasi gambar)
  • symbolic (manipulasi simbol)

 

George Polya (Problem solving/ pemecahan masalah)

  • prosedur: memahami, merencanakan, melaksanakan, mengecek
  • Ciri: siswa tertentang, tidak ada prosedur tetap, ada usaha
  • Model: tidak rutin, soal cerita, soal terapan
  • Strategi: penemuan terbimbing (guided discovery), investigasi, multiple solution, multiple methods of solution
  • Pengembangan: Higher Order Thinking (kritis, kreatif, analitik)
  • Proses: persiapan (koleksi, informasi, pengamatan, penyelidikan, pendapat)
  • Analisis (definisi, klasifikasi, evaluasi)
  • Inkubasi (pengendapan dalam pikiran)
  • Iluminasi (munculnya ide baru tak terduga)
  • Usaha sadar menjawab / menyelesaikan
Dienes (Permainan)

  • Dengan permainan siswa menjadi lebih tertarik dan tidak bosan terhadap bahan pelajaran yang diberikan
Ausubel (Meaningful instruction – pembelajaran bermakna)

  • Bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan itu dirasakan bermakna bagi siswa
  • Kebermaknaan: sesuai dengan struktur kognitif, sesuai struktur keilmuan, memuat keterkaitan
  • Seluruh bahan (ihtisar/resume/rangkuman/ringkasan/bahan/peta)
  • Peta konsep adalah bagan / struktur tentang keterkaitan seluruh konsep secara terpadu / terorganisir (herarkhis, distributive/menyebar)
John Dewey (CTL)

  • mengkaitkan bahan pelajaran dengan situasi dunia nyata
  • mendorong siswa menghubungkan yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, pengalaman sesungguhnya dan penerapannya / manfaatnya
  • strategi: authentic, inkuiri, praktek kerja, pemecahan masalah
  • sangat cocok untuk pelajaran IPA
Freudenthal dan Treffers (RME: Realistic Mathematics Education)

  • pematematikaan: horizontal (H), diteruskan Vertikal (V); realistic (H+,V+)
  • mekanistik (drill & practice: (H- dan V-); empiris (H+, V-); strukturilistik (H-, V+)

 

PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

  • Pendekatan Tematik
  • Pendekatan Problem Posing
  • Pendekatan Pemecahan Masalah
  • Pendekatan Open Ended
  • Pendekatan Realistik

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar