TEORI-TEORI BELAJAR
Thorndike dan Skinner (absorption theory)
- pada hakekatnya adalah pandangan behavioristik
- peserta didik dianggap sebagai kertas putih atau gelas kosong
- kekuatan hubungan stimulus – respon (perlu latihan, tugas rumah, PR, tugas menulis, pertanyaan sebagai bentuk stimulus, agar mendapat respon dari siswa)
- fungsi S-R untuk memperkuat konsep (concept reinforcment)
- aliran behavioristik tidak mampu menumbuhkembangkan siswa dalam konteks sosial budaya yang beragam, kurang mampu: berpikir kreatif, mengambil keputusan, kolaborasi/kooperative, pemecahan masalah, pengelolaan diri.
Jean Piaget (Teori Perkembangan Kognitif)
- merupakan teori konflik sosiokognitif yang berkembang menjadi aliran konstrukstivistik
- kemauan belajar anak banyak ditentukan oleh karsa individu
- keaktifan siswa merupakan faktor dominan keberhasilan belajar
- kemandirian merupakan jaminan ketercapaian hasil belajar yang optimal
- penataan lingkungan bukan penentu terjadinya belajar, tetapi mempermudah belajar
- bisa berakibat kontraproduktif, budaya individualistik dan sokratik (self-generated knowledge – individualistic pursuit of truth), unggulan budaya barat
- teori psikogenesis: pengetahuan berasal dari individu, posisi siswa terpisah dengan interaksi sosial, penciptaan makna / pengetahuan akibat kematangan biologis, primer (individu) – sekunder (sosial).
- Mengutamakan interaksi dalam kelompok sebaya, bukan yang lebih dewasa
- Klasifikasi perkembangan kognitif: sensory motor, pra operasional, operasional konkrit, dan operasional formal.
- Asumsi: konsep tersusun dalam jaringan laba-laba yang disebut skemata, konsep terkait akan terhubung: perlunya mengkaitkan pengetahuan baru dengan yang sudah ada, pengetahuan prasyarat memudahkan siswa memahami konsep.
- Perubahan struktur kognitif melalui adaptasi yang berimbang (equlibrasi): dengan proses asimilasi dan akomodasi
Lev Vygotsky
(Teori Konstruktivisme Sosial)
- teori sosiogenesis: primer (kesadaran sosial) – skunder (individu)
- tataran pertumbuhan kemampuan: sosial (interpsikologis, intermental) – spikologis (intrapsikologis, intramental)
- pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif: faktor primer intermental, faktor skunder (diturunkan/derivatif) intramental terbentuk melalui internalisasi / penguasaan proses sosial
- Siswa berpartisipasi dalam kegiatan sosial tanpa makna, internalisasi / pengendapan, pemaknaan / konstruksi pengetahuan baru, transformatif (menyebabkan perubahan, tidak sekedar transfer)
- Tingkat perkembangan kemampuan: aktual (mandiri) dan potensial (dibimbing, kolaborasi sebaya) – jarak: zona perkembangan proksimal)
- Perlunya contoh, demontrasi, prakteks dari orang yang lebih dewasa
- Proses konstruksi: konstruksi bersama, dengan bantuan yang diistilahkan dengan scaffolding (contoh petunjuk, pedoman, bagan/gambar, prosedur, balikan)
- Melandasi pembelajaran: kolaboratif/kooperative, pbl, kontekstual, autentik
Jerome Bruner (perkembangan mental, kebermaknaan)
- enactive (manipulasi obyek langsung)
- iconic (representasi gambar)
- symbolic (manipulasi simbol)
George Polya (Problem solving/ pemecahan masalah)
- prosedur: memahami, merencanakan, melaksanakan, mengecek
- Ciri: siswa tertentang, tidak ada prosedur tetap, ada usaha
- Model: tidak rutin, soal cerita, soal terapan
- Strategi: penemuan terbimbing (guided discovery), investigasi, multiple solution, multiple methods of solution
- Pengembangan: Higher Order Thinking (kritis, kreatif, analitik)
- Proses: persiapan (koleksi, informasi, pengamatan, penyelidikan, pendapat)
- Analisis (definisi, klasifikasi, evaluasi)
- Inkubasi (pengendapan dalam pikiran)
- Iluminasi (munculnya ide baru tak terduga)
- Usaha sadar menjawab / menyelesaikan
- Dengan permainan siswa menjadi lebih tertarik dan tidak bosan terhadap bahan pelajaran yang diberikan
- Bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan itu dirasakan bermakna bagi siswa
- Kebermaknaan: sesuai dengan struktur kognitif, sesuai struktur keilmuan, memuat keterkaitan
- Seluruh bahan (ihtisar/resume/rangkuman/ringkasan/bahan/peta)
- Peta konsep adalah bagan / struktur tentang keterkaitan seluruh konsep secara terpadu / terorganisir (herarkhis, distributive/menyebar)
- mengkaitkan bahan pelajaran dengan situasi dunia nyata
- mendorong siswa menghubungkan yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, pengalaman sesungguhnya dan penerapannya / manfaatnya
- strategi: authentic, inkuiri, praktek kerja, pemecahan masalah
- sangat cocok untuk pelajaran IPA
- pematematikaan: horizontal (H), diteruskan Vertikal (V); realistic (H+,V+)
- mekanistik (drill & practice: (H- dan V-); empiris (H+, V-); strukturilistik (H-, V+)
PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
- Pendekatan Tematik
- Pendekatan Problem Posing
- Pendekatan Pemecahan Masalah
- Pendekatan Open Ended
- Pendekatan Realistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar